Merdeka!!! Atau Mati???

Seri tulisan dalam rangka memperingati 63 tahun kemerdekaan Indonesia.

Jika mendengar seruan "Merdeka!!!" bersahutan, terbayang teriakan para pejuang kemerdekaan menghunus bambu runcing. Para pejuang yang rela mengorbankan darah dan nyawa demi sebuah status bernama "Merdeka". Para pejuang yang tidak sampai 1% kita kenal secara pribadi. Puluhan ribu, mungkin ratusan ribu atau jutaan, telah gugur tanpa atribut pahlawan dan bintang jasa.

Mereka memperjuangkan kebebasan. Kebebasan dari keharusan lari sembunyi ke bunker setiap kali sirine serangan udara meraung. Kebebasan dari dirampasnya hasil bumi dan harta kekayaan oleh mereka yang menyatakan diri lebih beradab dari kita.

Pernahkah terlintas di benak kita, status "Merdeka" yang diproklamirkan sejak 63 tahun lalu masih layak kita sandang atau tidak? Benarkah kita sudah dan masih merdeka?

Masihkah penduduk Porong yang terampas paksa tanah dan sawah ladangnya berpikir bahwa mereka Merdeka? Masihkah anak-anak putus sekolah, berpikir bahwa kita sudah Merdeka? Masihkah kita, yang memasang teralis jendela bak penjara dan pagar setinggi 2 kali orang dewasa di rumah sendiri, menganggap Merdeka itu nyata? Masihkah para orang tua yang anak-anaknya kelaparan, mengantri minyak tanah dan mengharap BLT 100.000 rupiah berpikir bahwa kita benar Merdeka?

Mungkin hanya para koruptor, penikmat suap, pembalak hutan, preman jalanan, penyelundup dan perampok yang merasa Merdeka merampas segala yang ada di depan mata.

Lalu, apa artinya pengorbanan darah dan nyawa para pendahulu kita, jika sekarang pun kita masih belum Merdeka? Sudahkah kita Mati karena tidak lagi bisa membedakan antara hidup Merdeka dan terjajah di negeri sendiri dan oleh bangsa sendiri? Apakah kita sudah Mati sehingga membiarkan semua itu terjadi?

Apabila kita merasa belum Mati, sudah sewajarnyalah kita mulai mengubah keadaan, mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari hal paling kecil yang kita mampu, seperti kata seorang da'i yang dulu pernah kondang. Kita sendirilah yang paling tahu, apa yang mampu kita lakukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan di lingkungan terdekat kita. Kita sendirilah yang mengerti apa yang bisa dilakukan untuk menjaga agar status Merdeka tetap layak kita sandang.

Hanya dengan segenap usaha dari seluruh warga, keadaan akan berubah. Mari kita hargai perjuangan para pendahulu kita dengan berbuat lebih baik dan lebih baik lagi dan niscaya hidup Merdeka yang sebenarnya akan datang menjelang. Bukan sekarang, tapi mungkin nanti, tergantung perjuangan kita bersama untuk mengubah Mati jadi Merdeka. MERDEKA!!!

Your comment"s here! Hover your cursor to leave a comment.